Selasa, 13 September 2016

Malthus Theory

Hi readers!
Tiga post terdahulu yang sudah aku tulis semuanya adalah mengenai sustainability atau keberlanjutan. Berdasarkan post kedua dan ketiga aku setuju bahwa pertumbuhan populasi manusia adalah salah satu faktor yang sangat berperan dalam mempengaruhi keberlanjutan hidup manusia dan semua makhluk hidup lain di bumi. Apalagi di post ketiga aku sudah menjelaskan tentang kurva pertumbuhan populasi yang bisa jadi sustainable (seperti kurva S) atau unsustainable (seperti kurva J). Nah do you guys know kalau ternyata ada satu teori lagi yang memprediksi bahwa somehow kehidupan manusia dan makhluk hidup di bumi ini akan mencapai suatu kondisi unsustainable dan bahkan akan mencapai crash ? :( 

It is called Malthus Theory
Ternyata ada tokoh pemikir pada zaman dahulu sekitar 200 tahun yang lalu yang saking hebatnya telah memprediksi bahwa nanti dunia ini tidak akan bertahan karena jumlah populasi manusia yang meningkat jauh di atas peningkatan jumlah pangan. Hands down to Thomas Malthus yang sudah memprediksi bahwa pertumbuhan populasi manusia tidaklah sustainable. Malthus menuliskan dasar teorinya pada tahun 1798 yang ternyata banyak di antaranya yang sangat relevan dengan kondisi masa kini. Ia menyatakan bahwa pertumbuhan populasi bersifat eksponensial (yang mana sama seperti kurva J) dan hal itu berarti bahwa populasi manusia akan meningkat 2x lipat dalam kurun waktu yang ditentukan. 
So let's see the our world population growth :



Kurva di atas menunjukkan pertumbuhan populasi manusia di bumi yang bersifat eksponensial, just like what Malthus stated. Lalu apa yang terjadi jika kurva pertumbuhan populasi manusia bersifat eksponensial? Let's do a little review sambil mengingat materi tentang kurva eksponensial, shall we? ;)

So kita tahu kan kalau pada diagram eksponensial, jumlah di sumbu y akan meningkat dua kali lipat seiring pertambahan waktu? Artinya jika diawali dari 1, maka akan bertambah menjadi 4, kemudian menjadi 8, dan lalu menjadi 16, dan seterusnya sampai nanti akan membentuk kurva seperti di atas. Nah if you search on the google berapa laju pertumbuhan populasi di dunia maka akan muncul angka persentase yang berada di kisaran 1%. Hal ini berarti bahwa dengan laju pertumbuhan populasi sebesar 1% maka jumlah populasi manusia di bumi akan meningkat dua kali lipat tiap 70 tahun. Imagine world having two times more people than today, If you think that this statement ( or maybe fact) is worrisome, tunggu statement Malthus berikutnya.

Statement kedua yang ditulis oleh Malthus menyatakan bahwa pertambahan pangan atau makanan di bumi ini bersifat hitungan deret. Hal ini berarti jumlah pertambahan pangan atau makanan di bumi ini meningkat dua unit tiap pertambahan waktu. Jadi misalnya jika diawali dari 2, maka akan bertambah menjadi 4, kemudian menjadi 6, kemudian menjadi 8, dan seterusnya. Nah kemudian coba bandingkan antara kurva pertumbuhan populasi dengan kurva pertumbuhan pangan. We know bahwa seiring berjalannya waktu pertumbuhan populasi meningkat semakin cepat dan cepat karena sifatnya yang eksponensial, namun pertambahan pangan tetap meningkat dengan kecepatan konstan.


Seperti itulah kira - kira jika kedua kurva populasi manusia dengan kurva pertambahan pangan dibandingkan. Pada satu titik akan terjadi perpotongan garis yang menunjukkan apa yang disebut oleh Malthus sebagai titik krisis (point of crisis) atau yang dikenal dengan sebutan Malthusian Catastrophe. Serem banget kan :(

Nah di gambar diagram di atas kurva populasi juga dibandingkan dengan carrying capacity seperti yang kita bahas di post sebelumnya. Perpotongan juga terjadi di titik yang sama sehingga itulah kenapa carrying capacity juga bisa dianggap sebagai ketersediaan pangan maksimum. Hal itu sesuai dengan pendapat di post sebelumnya bahwa jumlah populasi tidak boleh melebihi jumlah pangan maksimum. Rusa - rusa di Pulau St. Matthew jumlahnya bisa melebihi carrying capacity yang tersedia untuk jangka waktu yang hanya sebentar sebelum akhirnya mengalami crash dan penurunan jumlah yang signifikan. 

Lalu bagaimana jika besarnya carrying capacity ditingkatkan dua kali lipat dengan segala teknologi pertanian yang bisa kita lakukan? Apakah akan menghindarkan terjadinya titik krisis? Ternyata jawabannya tidak :(
Meskipun letak garis carrying capacity dinaikkan dua tingkat alias jumlahnya ditingkatkan dua kali lipat pun, titik krisis masih akan tetap terjadi. Hal ini disebabkan karena kurva populasi manusia akan terus naik dan bertambah ke atas. Sehingga pada akhirnya akan berpotongan dengan garis carring capacity tadi. Jadi bukannya mengatasi permasalahan, peningkatan jumlah carrying capacity hanya akan menunda terjadinya malapetaka tadi. Selain itu carrying capacity tidak melulu merepresentasikan jumlah makanan. Tapi juga bisa ketersediaan air, lahan untuk tinggal, udara bersih, dan sebagainya. Oleh karena itu Teori Malthus menyatakan bahwa standar hidup manusia mau tidak mau akan terus menurun dalam jangka panjang. 

The next question is apakah prediksi Malthus terbukti benar? Tentu saja tidak sepenuhnya benar mengingat kini kita sudah berada 200 tahun lebih dari apa yang ia prediksikan akan terjadinya titik krisis. Jadi kita bisa sedikit berlega hati karena Malthusian Catastrophe yang menyeramkan itu belum terjadi. At least untuk saat ini. Kini jumlah manusia memang sudah meningkat berkali lipat sesuai dengan apa yang Malthus prediksikan. Jadi somehow teori Malthus memang ada benarnya juga. Tapi kini manusia juga lebih makmur dan lebih kaya dibanding manusia dahulu. Bukannya menjadi semakin miskin dengan standar hidup yang lebih rendah, justru lebih banyak manusia yang menikmati standar hidup yang lebih tinggi dibanding manusia terdahulu. Lho terus berarti teori Malthus keliru dong? 

Akhirnya muncul sebuah teori yang baru yang disebut Neo Malthusian. Salah satu contoh teori Neo Malthusian yang ditulis oleh Paul Ehrlich pada tahun 1967 menyatakan bahwa krisis baru akan terjadi pada tahun 1970an dan 1980an. Tapi ternyata teori Neo Malthusian ini sama salahnya dengan teori Malthusian. Pada kenyataannya setelah tahun 1967 ketika teori ini ditulis, jumlah populasi manusia di Britania meningkat dua kali lipat. Tetapi mereka juga lebih kaya dan memiliki pendapatan yang lebih tinggi. Jadi fenomena yang terjadi ketika itu hingga kini sangat berkebalikan dengan apa yang telah diprediksikan. Bahkan apa yang disampaikan pada dokumen agenda 21 dari Earth Summit tahun 1992 juga menyatakan bahwa perubahan signifikan pada ekonomi dunia dan sistem sosial harus dilakukan untuk menangani isu - isu kesenjangan antara negara-negara, memburuknya kemiskinan, lebih kelaparan, sakit, dan buta huruf. Namun sekali lagi apa yang terjadi kini terbukti merupakan kebalikan dari itu semua. Secara global manusia kini lebih makmur, angka buta huruf menurun, dan kesehatan lebih baik. Jadi kesimpulannya, prediksi Malthusian kadang sesuai dan kadang tidak.

Satu alasan yang mungkin dapat membenarkan mengapa teori Malthus tidak sesuai dengan kondisi saat ini adalah bahwa waktu yang Malthus prediksikan masih terlalu dini. Sangat mungkin bahwa saat ini kita hidup dalam waktu yang kita pinjam dari masa depan. Sangat mungkin bahwa kini kita masih menjalani hidup dengan cara - cara yang tidak sustainable, sama seperti rusa - rusa di Pulau St. Matthew. Satu hal penting yang harus kita ingat bahwa pertumbuhan populasi manusia akan mencapai batas maksimalnya. And I think it's true. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar