Senin, 12 September 2016

Growth Curves - J Curve and S Curve

Hi readers!
Post kali ini masih berhubungan dengan apa yang aku bahas di post sebelumnya mengenai Population Growth. Jadi post sebelumnya menyebutkan bahwa populasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberlanjutan hidup manusia dan makhluk hidup lain di bumi. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan populasi akan mengikuti satu dari dua jenis kurva pertumbuhan, yakni kurva J dan kurva S.


Kedua kurva tersebut dinamai sesuai dengan bentuknya yang menyerupai huruf J dan S. Lalu apa yang membedakan kedua kurva tersebut?
Ilustrasi yang digunakan untuk menggambarkan kurva J ialah fenomena yang terjadi pada tahun 1944 dimana ada 29 rusa yang dibawa ke sebuah pulau kecil di lepas pantai Alaska bernama Pulau St. Matthew yang sebelumnya hanya dihuni oleh rubah dan tikus kecil. Populasi rusa yang tidak memiliki predator alami dan pasokan pakan yang melimpah meningkat pesat ke lebih dari 6000 ekor. Tapi tahun 1963 - 1964, populasi rusa telah turun menjadi 42 setelah pulau mengalami musim dingin yang hebat. Sehingga pada tahun 1980-an, rusa punah dari pulau tersebut. Hal ini karena semua sumber pakan telah dihabiskan oleh rusa - rusa tersebut hingga kemudian terjadilah kelaparan massal. Pulau ini tidak bisa mempertahankan populasi rusa yang terus meningkat dengan jumlah pakan yang terbatas.

Sementara hal sebaliknya terjadi pada sel yang tumbuh dalam cawan petri. Sel yang hidup dalam cawan petri dengan jumlah pakan yang terbatas, akan mengalami pertumbuhan populasi yang semakin lambat seiring berkurangnya pakan yang tersedia. Hingga kemudian sel akan berhenti bertambah populasinya dan mencapai jumlah populasi maksimum. Hal yang sama juga terjadi pada pertumbuhan rumput dengan cahaya matahari yang terbatas. Rumput akan tumbuh dan tersebar di area yang terekspos sinar matahari dan akan berhenti tumbuh apabila telah mencapai batas area dimana sinar matahari tidak tersedia. Sehingga dengan kata lain kurva S menggambarkan sebuah sistem dimana pertumbuhan populasi akan menyesuaikan jumlah sumber daya yang tersedia. Populasi akan tumbuh dengan cepat di awal dan seiring berkurangnya sumber daya akan semakin melambat hingga tidak bertambah sama sekali dan mencapai jumlah populasi maksimum. Keadaan maksimum inilah yang disebut sebagai carrying capacity.

Sebuah populasi tidak bisa bertahan apabila melebihi carrying capacity. Misalnya populasi rusa di Pulau St. Matthew yang menghabiskan sumber pakan mereka yang masih tersedia dan tidak menyisakan sedikit pun untuk musim berikutnya. Hal ini menyebabkan ekosistem menjadi tidak seimbang dan mengalami crash. 


Sehingga kemudian kurva S dianggap lebih sustainable daripada kurva J. Hal ini disebabkan karena kurva S menggambarkan pertumbuhan populasi yang tidak melebihi carrying capacity sehingga keberlangsungan hidup populasi tidak akan mengalami kepunahan / crash. 

Lalu apakah pertumbuhan populasi manusia mengikuti kurva J atau kurva S? Banyak yang beranggapan bahwa pertumbuhan populasi manusia telah melebihi carrying capacity. Jika hal tersebut benar maka manusia akan mengalami crash seperti populasi rusa di Pulau St. Matthew suatu saat nanti. Namun satu hal yang lebih pasti ialah kini populasi manusia telah mencapai titik yang sangat dekat dengan carrying capacity. Salah satu buktinya ialah 38% lahan di muka bumi telah dimanfaatkan untuk pertanian. Pertanyaan berikutnya adalah apakah pemanfaatan sumber daya energi, makanan, lahan, dan sebagainya yang telah dilakukan manusia telah mencapai batas yang berlebihan?

Semua pertanyaan yang sangat membuat diri kita khawatir dan was - was di atas menunjukkan pada kita bahwa sustainability sangat berkaitan dengan populasi. Bahwa pertumbuhan populasi sangat mempengaruhi keberlanjutan kehidupan di muka bumi. Kurva pertumbuhan populasi pun telah menunjukkan bentuk yang menyerupai kurva J. Sehingga sangat mungkin bahwa kita sudah berada di titik dimana kehidupan kita tidak lagi berkelanjutan. We are unsustainable. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar